From Zero to Hero: Sunday, December 30, 2012

Papah ku, bernama Endang Nurikhwan. Beliau lahir di Cianjur, 11 Januari 1959. Beliau lahir di sebuah desa kecil, Mande. Mungkin kamu mengenali desa tersebut, bagi yang belum mengetahuinya, Mande merupakan desa yang jauh dari pusat kota Cianjur, sebuah desa kecil. Papah menceritakan bahwa Mande merupakan desa yang tenang, dihuni oleh penduduk yang saling tolong menolong, menyayangi dan menghargai. Namun sayang, pada suatu waktu, pada tahun yang aku tidak tahu tepatnya, desa itu direndam oleh air, telah menjadi sebuah waduk, yang kita panggil sekarang dengan nama Cirata. Oleh karena itu, penduduk disana akhirnya meninggalkan tempat tersebut, rumah mereka terendam air. Ya begitu juga dengan rumah papah, yang akhirnya mereka berpindah tempat.

Awalnya papah memiliki nama, Nurikhwan. Namun keluarganya memanggil beliau dengan nama kesayangan, 'Endang', aku tidak tahu sebenarnya apa arti dari nama panggil kesayangannya itu namun yang jelas pada akhirnya namanya menjadi Endang Nurikhwan. Papah dilahirkan dari keluarga sederhana. Namun
bagiku terlalu sederhana, tidak seperti apa yang papah berikan kepadaku. Ayah papah atau yang aku sebut kakek, bekerja sebagai petani. Kakek merupakan seorang yang keras, dan disiplin. Semua dilakukan untuk kebaikan anak-anaknya. Selalu menyuruh anak-anaknya untuk berbadah, jika tidak beliau akan membawa sapu lidi dan memukulnya.

Papah merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Semuanya laki-laki. Papah pernah bercerita saat dia duduk dibangku SMA dia hanya memiliki 2baju sekolah dan itupun merupakan pemberian. Awalnya, papah berkeinginan untuk melanjutkan study di bidang kedokteran, namun gagal. Akhirnya papah melanjutkan study di Jayabaya jurusan akutansi, D3.

Tidak seperti nyamannya sekarang aku diberikan rumah di Bandung untuk tempat berlindung dan belajar selama menjalani kuliah, diantar supir pulang pergi Cianjur-Bandung, di Jakarta saat papah menjalani kuliah, papah tinggal disebuah garasi. Garasi milik seseorang. Untuk makan, papah pergi ke pasar sendiri, masak sendiri. Papah pernah bercerita, suatu ketika dia pernah tidak dapat kembali ke Jakarta karena kakek tidak memiliki uang untuk membekali papah pergi, kakek tidak mempunyai uang agar papah dapat membayar ongkos perjalanannya. Sehingga kakek harus meminjam ke sanak saudaranya.

Jakarta lah yang mempertemukan papah dan mamah, walaupun ternyata mamah adalah tetangga papah di Cianjur tetapi mereka jarang bertemu. Ya itulah jodoh, kita tidak tahu kapan, dimana dan dengan siapa kita akan dipertemukan.

Papah tidak merasakan bagaimana rasanya menjalani proses wisuda, kenapa? karena ia tidak memiliki uang untuk membayar biaya kegiatan tersebut. Setelah selesai kuliah papah langsung terjun dalam dunia sebenarnya. Beliau pernah menjadi karyawan sebuah bank. Tapi sudah menjadi karakteristiknya bahwa ia tidak ingin dipekerjakan seseorang. Pulang ke Cianjur, menikah dengan mamah lalu tidak beberapa lama kemudian papah meminta mamah untuk berhenti bekerja. Saat itu mamah sedang bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan di Jakarta. Papahpun seperti itu, ia keluar dari bank dan memulai untuk berwirausaha. Namun setelah itu, pekerjaan papah tidak jelas arahnya, sehingga sempat membuat mama merasa stres dengan pekerjaan papah yang tidak jelas, namun itu hanya sementara, mamah terus mensupport papah untuk segala apa yang ia lakukan. Papah pernah membuka usaha bengkel kecil, papah juga pernah berternak ayam, berwirausaha dibidang pupuk, beras hingga akhirnya papah berwirausaha dalm bidang perikanan. Saat itu, yang menjadi kantor kecil beliau adalah sebuah garasi di rumah dengan karyawan yang masih dapat dihitung oleh jari. Saat itu papah dan mamah mengontrak di sebuah rumah, mungkin kamu mengetahui tempatnya, papah dan mamah mengontrak di perumahan BTN Joglo. Aku sempat merasakan tinggal disana, namun pada saat adik ku dilahirkan kami meninggalkan rumah tersebut dan tinggal di rumah kami yang baru sampai sekarang ini.

Papah merupakan sosok yang pekerja keras, ulet dan tidak pantang menyerah. Setelah pulang haji pun ia terus memantapkan keyakinannya, memantapkan agamanya. Papah pernah berkata, "Saat kita memutuskan hubungan dengan Allah maka Allah akan memutuskan hubungan dengan kita." Maka dari itu, disamping kita bekerja keras kita jangan sampai melupakan-Nya. Kata papah, bagaimana bisa doa-doa kita, harapan-harapan kita dapat dikabulkan jika kita sendiri melupakannya. Papah sabar dalam menjalani segala ujian walaupun dengan keadaan yang tidak mendukung, beliau tetap khusnuzon.

Papah bergelut dibidang perikanan hampir 25tahun, dari yang awalnya meminjam modal ke Bank, papah gunakan kesempatan itu untuk mewujudukan mimpinya. Papah bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja sehingga membuat banyak orang dapat memiliki pekerjaan, mendapatkan uang dan uang itu akan mereka pergunakan untuk menghidupi keluarganya dan meningkatkan ibadahnya. Selama itu, papah tidak mendapatkan dukungan dari ibunya, nenek. Nenek telah meninggal sebelum papah dan mamah menikah, dan kakek pun meninggal sebelum aku dilahirkan.

Sebenarnya akupun tidak mengerti bagaimana ceritanya sehingga papah bisa seperti sekarang ini. Pastinya papah mengalami berbagai rintangan dan cobaan. Karena didunia ini tidak ada yang instan. Papah pernah mengalami jatuh bangun, ditipu rekan kerjanya sehingga kehilangan uang dalam jumlah yang besar, pernah dihadapkan oleh berbagai karyawan yang 'merugikan'. Papah membangun usahanya dengan berbekalkan pengetahuan yang terbatas. apakah itu menjadi hambatan? Iya mungkin, tetapi menurut papah selama kita masih bisa berusaha, masih mampu, hadapilah semua hambatan yang ada.

Kini papah memiliki sebuah lahan yang cukup luas diberbagai daerah yang ia jadikan lahan beternak ikannya. Papah sempat mengalami keadaan dimana ikan-ikan mengalami kematian dalam jumlah yang besar, kerugian dan masih banyak masalah lainnya yang menghambat usaha papah tetapi papah terus mencari jalan keluarnya. Yang hingga akhirnya setelah 25tahun ini papah dapat bekerja sama dengan SITH, ITB untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, papah dibantu oleh seorang Doktor lulusan Belgia selain itu papah juga memperkerjakan seorang ahli S2 perikananan. Jika aku tidak salah, dari berbagai tempat ternak ikan diJawa Barat tempat papah dijadikan tempat penilitian, dimana pemerintah bekerja sama dengan ITB. Ini merupakan kesempatan emas, papah dapat mendapatkan pengalaman dan tentunya ilmu pengetahuan yang sangat berharga, dengan adanya teknologi yang mereka berikan. Mereka mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan bagaimana menjaga agar air kolam tetap bersih, bagaimana menghasilkan ikan yang sehat, induk yang baik, melakukan gilter terhadap air agar ketika hujan air tetap dalam keadaan yang baik dan masih banyak hal yang lainnya, semuanya diupayakan.

Papah juga merupakan sub agen pakan ikan. Dari hasil jerih payahnya, sebagai agen pakan ikan ia menaungi sejumlah para petani ikan, sub agen dan beberapa orang pedagang grosir yang tersebar di daerah Tasikmalaya, Ciamis, Bandung, Sukabumi, Bogor, Cianjur, Jakarta, Bekasi, Pandeglang dan lain-lain. Dengan bendera Perusahaan Dagang (PD) Jangari Perdana yang didirikan pada tahun 1995, papah melebarkan sayap usahanya ke jenis usaha pembenihan ikan (nila, lele, mas, patin) disebuah hatchery farm.

Atas keberhasilan usahanya, pada Hari Krida Nasional Propinsi Jawa Barat, papah terpilih sebagai petani ikan terbaik pada tahun 2002. Menyadari betapa banyaknya nikmat yang diberikan Allah SWT, papah tidak lupa berbagi dengan kaum dhuafa dalam bentuk ZIS ( Zakat, Infak dan Shodaqoh). Menurut papah berkah itu “kebaikan harus berbuah kebaikan”.

Nothing impossible, seorang lulusan D3 mempekerjakan ahli-ahli, membangun lahan perikanan yang luas dan diberbagai tempat, dan masih banyak hal yang lainnya. Bagiku ini merupakan hal yang sangat membanggakan, sangat menginspirasi dan sebuah pelajaran yang berharga. Dari seorang anak kuliahan yang hanya tinggal disebuah garasi kini dapat meraih mimpi-mimpinya.

Papahpun tidak hanya disibukan oleh urusan dunianya, dia tetap bersemangat dan bersungguh-sungguh mempelajari Al-quran, mempelajari bahasa arab, memberikan materi agama di mesjid, dikantor, dan selalu mengingatkan anak-anaknya. Beliau pernah berkata "kejarlah akhirat dan dunia akan mengikuti", ya semua harus seimbang.

Aku bukan menyombongkan papahku, tetapi dengan cerita beliau kita dapat menjadikan itu sebuah motivasi, dapat mengambil banyak pelajaran khususnya aku sebagai anaknya. Semoga kamu menyukainya.

love u papah.
readers
copyright © ASTRID'S STORIES
"♫Fun. - We Are Young (feat. Janelle Monae)"
-