Don't care! You deserve to get a happiness: Saturday, January 24, 2015

Ternyata udah dua tahun lewat ga pernah untuk posting cerita lagi. Sebenernya tahun kemarin sempet posting beberapa cerita, tapi ga disini, di account beswan itupun sekarang udah lama ga aku buka-buka. Dua tahun lewat banyak banget cerita yang gak tau mana dulu yang mau dibagi. Tapi ditahun 2014 kemarin, ada satu hal yang bener-bener pengen aku bagi. I have done something that i didn't predict before. Belajar untuk tidak dibodoh-bodohi (lagi), belajar untuk menjadi wanita kuat, dan belajar untuk menjadi orang yang selalu do the best to the other even you are treated arbitrarily by them, don't care! I believe they (umpamakan saja mereka) will regret someday, I do believe.

Mungkin tidak usah dibicarakan secara mendetail, membicarakan masa lalu tidak akan ada gunanya, tapi yang harus digaris bawahi adalah ketika masa lalumu dijadikan pelajaran berharga, dan kamu berjanji akan menjadi jauh lebih baik dari masa lalumu (I promise). Di 2014 kemarin, banyak sekali pelajaran berharga yang aku dapatkan akan menilai seseorang. Mungkin bukan hanya menilai seseorang, tetapi tentang bagaimana caranya untuk menghargai diri sendiri dan dihargai orang lain, mempercayakan seseorang, melakukan suatu hal sebaik mungkin, dan masih banyak lagi. Jika kamu pernah merasa tidak dihargai, harga dirimu diinjak, dicaci maki, merasa telah dibodoh-bodohi, yang harus dilakukan adalah mengikhlaskan semuanya, perlakukan dia (yang telah melakukannya) dengan baik (bukan membalasnya), dan masa bodolah! Atau ketika kamu sedang berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik, ingin berubah menjadi pribadi yang lebih bisa berfikir dewasa tetapi orang-orang malah sibuk membuat cerita bahwa kamu sedang membuat pencitraan, abaikan. Siapa yang akan merugi? It is not you!They. Ketika kamu bergerak untuk menjadi jauh lebih baik, kamu terus berlari menuju arah perubahan, tetapi mereka yang mengolok-ngolokmu hanya disibukkan dengan membicarakanmu, artinya mereka terus memberi efek negatif pada diri mereka tetapi kamu terus berjalan pada perubahan yang positif. 

Jika mereka terus mengolokmu, perlakukan mereka dengan baik, sebaik yang kamu bisa, jika tidak bisa, lebih baik diam. Karena aku yakin, ketika kita balas dengan kebaikan akan membuat orang itu berfikir (mungkin bagi beberapa orang) dan akhirnya membuat mereka tersadar. Menurut pendapatku, sejahat-jahatnya seseorang pasti akan ada satu titik dimana dia tidak bisa membohongi hati kecilnya yang berbicara akan sebuah kebeneran, dan akhirnya membuat mereka tersadar. Namun itu pasti susah, ya aku akui sangat susah. Ketika seseorang terus menjatuhkanmu, tidak mengahargaimu dengan berbagai alasan tidak jelas, tetapi kita mencoba untuk tetap bersikap baik, so much effort that u have to spend. Tetapi bukankah, Nabi kita juga mencontohkan untuk terus bersikap baik bahkan kepada siapapun itu yang berbuat dzalim padamu. Ketika Nabi selalu dilempari kotaran unta ketika akan pergi ke mesjid, namun suatu ketika Beliau menjenguk orang yang selalu melemparinya saat ia tertimpa penyakit, dan beliau mendoakannya.

Kamu berhak bahagia untuk kehidupanmu, lupakan dan biarkan orang-orang yang mencoba untuk menjatuhkanmu, mengancamu, atau memperolokmu. Kebahagiaan dibentuk oleh diri kita sendiri, biarkan mereka yang sibuk mengusik kehidupanmu lelah dengan sendirinya dan doakan agar mereka dapat menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Libatkan Dia, Allah SWT setiap kamu menggantung doamu, saat berdoa untuk selalu dijauhkan dari orang-orang yang akan dzalim kepadamu, karena Dia yang bisa membuat sesuatu terjadi maka terjadilah. Masa depanmu bukan ditangan dia yang selalu menghantuimu, tetapi ditangan dirimu sendiri melewati the invisible hand sebagai pengabul doa-doamu. Walaupun berat, syukuri atas semua yang terjadi dalam hidupmu, karena God never do something acidentally right? Dan bukankah orang yang bersyukur akan selalu ditambah lagi nikmatnya?

Happy saturday night,
Astrid

Astrid is coming back:

Yeay! I got it! Alhamdulilah akhirnya dengan perjuangan keras dengan mengingat username (akibat kebanyakan account email yang dibuat ga jelas) bisa juga log in walaupun harus reset ulang password dan lain-lain. Udah kangen banget buat cerita, exactly. Banyak banget cerita sampai tanggal 24 Januari 2015 ini, baik itu cerita suka ataupun duka. Terakhir kayanya tahun kemarin, disamping ga sempet kemarin-kemarin itu aku sibuk cari username dari blog ini, tapi ga nemu. Akhirnya setelah perjuangan keras mengingat, yeay! log in juga dan I just read some drafts yang isinya postingan-postingan yang masih setengah jadi, cerita-cerita dulu waktu masih jaman nyusun skripsi. Oh my god, so u can predict how long i didn't open this blog. Sekarang aku baru aja masuk semester 2 melanjutkan studi master ku, dan aku bener-bener kangen buat bercerita even there's no reader who will read my stories, but i don't care, i just wanted to write, dan aku merasa senang.  Hmm ceritanya dimulai dari postingan baru ya. So ready, and go!
From Zero to Hero: Sunday, December 30, 2012

Papah ku, bernama Endang Nurikhwan. Beliau lahir di Cianjur, 11 Januari 1959. Beliau lahir di sebuah desa kecil, Mande. Mungkin kamu mengenali desa tersebut, bagi yang belum mengetahuinya, Mande merupakan desa yang jauh dari pusat kota Cianjur, sebuah desa kecil. Papah menceritakan bahwa Mande merupakan desa yang tenang, dihuni oleh penduduk yang saling tolong menolong, menyayangi dan menghargai. Namun sayang, pada suatu waktu, pada tahun yang aku tidak tahu tepatnya, desa itu direndam oleh air, telah menjadi sebuah waduk, yang kita panggil sekarang dengan nama Cirata. Oleh karena itu, penduduk disana akhirnya meninggalkan tempat tersebut, rumah mereka terendam air. Ya begitu juga dengan rumah papah, yang akhirnya mereka berpindah tempat.

Awalnya papah memiliki nama, Nurikhwan. Namun keluarganya memanggil beliau dengan nama kesayangan, 'Endang', aku tidak tahu sebenarnya apa arti dari nama panggil kesayangannya itu namun yang jelas pada akhirnya namanya menjadi Endang Nurikhwan. Papah dilahirkan dari keluarga sederhana. Namun
bagiku terlalu sederhana, tidak seperti apa yang papah berikan kepadaku. Ayah papah atau yang aku sebut kakek, bekerja sebagai petani. Kakek merupakan seorang yang keras, dan disiplin. Semua dilakukan untuk kebaikan anak-anaknya. Selalu menyuruh anak-anaknya untuk berbadah, jika tidak beliau akan membawa sapu lidi dan memukulnya.

Papah merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Semuanya laki-laki. Papah pernah bercerita saat dia duduk dibangku SMA dia hanya memiliki 2baju sekolah dan itupun merupakan pemberian. Awalnya, papah berkeinginan untuk melanjutkan study di bidang kedokteran, namun gagal. Akhirnya papah melanjutkan study di Jayabaya jurusan akutansi, D3.

Tidak seperti nyamannya sekarang aku diberikan rumah di Bandung untuk tempat berlindung dan belajar selama menjalani kuliah, diantar supir pulang pergi Cianjur-Bandung, di Jakarta saat papah menjalani kuliah, papah tinggal disebuah garasi. Garasi milik seseorang. Untuk makan, papah pergi ke pasar sendiri, masak sendiri. Papah pernah bercerita, suatu ketika dia pernah tidak dapat kembali ke Jakarta karena kakek tidak memiliki uang untuk membekali papah pergi, kakek tidak mempunyai uang agar papah dapat membayar ongkos perjalanannya. Sehingga kakek harus meminjam ke sanak saudaranya.

Jakarta lah yang mempertemukan papah dan mamah, walaupun ternyata mamah adalah tetangga papah di Cianjur tetapi mereka jarang bertemu. Ya itulah jodoh, kita tidak tahu kapan, dimana dan dengan siapa kita akan dipertemukan.

Papah tidak merasakan bagaimana rasanya menjalani proses wisuda, kenapa? karena ia tidak memiliki uang untuk membayar biaya kegiatan tersebut. Setelah selesai kuliah papah langsung terjun dalam dunia sebenarnya. Beliau pernah menjadi karyawan sebuah bank. Tapi sudah menjadi karakteristiknya bahwa ia tidak ingin dipekerjakan seseorang. Pulang ke Cianjur, menikah dengan mamah lalu tidak beberapa lama kemudian papah meminta mamah untuk berhenti bekerja. Saat itu mamah sedang bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan di Jakarta. Papahpun seperti itu, ia keluar dari bank dan memulai untuk berwirausaha. Namun setelah itu, pekerjaan papah tidak jelas arahnya, sehingga sempat membuat mama merasa stres dengan pekerjaan papah yang tidak jelas, namun itu hanya sementara, mamah terus mensupport papah untuk segala apa yang ia lakukan. Papah pernah membuka usaha bengkel kecil, papah juga pernah berternak ayam, berwirausaha dibidang pupuk, beras hingga akhirnya papah berwirausaha dalm bidang perikanan. Saat itu, yang menjadi kantor kecil beliau adalah sebuah garasi di rumah dengan karyawan yang masih dapat dihitung oleh jari. Saat itu papah dan mamah mengontrak di sebuah rumah, mungkin kamu mengetahui tempatnya, papah dan mamah mengontrak di perumahan BTN Joglo. Aku sempat merasakan tinggal disana, namun pada saat adik ku dilahirkan kami meninggalkan rumah tersebut dan tinggal di rumah kami yang baru sampai sekarang ini.

Papah merupakan sosok yang pekerja keras, ulet dan tidak pantang menyerah. Setelah pulang haji pun ia terus memantapkan keyakinannya, memantapkan agamanya. Papah pernah berkata, "Saat kita memutuskan hubungan dengan Allah maka Allah akan memutuskan hubungan dengan kita." Maka dari itu, disamping kita bekerja keras kita jangan sampai melupakan-Nya. Kata papah, bagaimana bisa doa-doa kita, harapan-harapan kita dapat dikabulkan jika kita sendiri melupakannya. Papah sabar dalam menjalani segala ujian walaupun dengan keadaan yang tidak mendukung, beliau tetap khusnuzon.

Papah bergelut dibidang perikanan hampir 25tahun, dari yang awalnya meminjam modal ke Bank, papah gunakan kesempatan itu untuk mewujudukan mimpinya. Papah bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja sehingga membuat banyak orang dapat memiliki pekerjaan, mendapatkan uang dan uang itu akan mereka pergunakan untuk menghidupi keluarganya dan meningkatkan ibadahnya. Selama itu, papah tidak mendapatkan dukungan dari ibunya, nenek. Nenek telah meninggal sebelum papah dan mamah menikah, dan kakek pun meninggal sebelum aku dilahirkan.

Sebenarnya akupun tidak mengerti bagaimana ceritanya sehingga papah bisa seperti sekarang ini. Pastinya papah mengalami berbagai rintangan dan cobaan. Karena didunia ini tidak ada yang instan. Papah pernah mengalami jatuh bangun, ditipu rekan kerjanya sehingga kehilangan uang dalam jumlah yang besar, pernah dihadapkan oleh berbagai karyawan yang 'merugikan'. Papah membangun usahanya dengan berbekalkan pengetahuan yang terbatas. apakah itu menjadi hambatan? Iya mungkin, tetapi menurut papah selama kita masih bisa berusaha, masih mampu, hadapilah semua hambatan yang ada.

Kini papah memiliki sebuah lahan yang cukup luas diberbagai daerah yang ia jadikan lahan beternak ikannya. Papah sempat mengalami keadaan dimana ikan-ikan mengalami kematian dalam jumlah yang besar, kerugian dan masih banyak masalah lainnya yang menghambat usaha papah tetapi papah terus mencari jalan keluarnya. Yang hingga akhirnya setelah 25tahun ini papah dapat bekerja sama dengan SITH, ITB untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, papah dibantu oleh seorang Doktor lulusan Belgia selain itu papah juga memperkerjakan seorang ahli S2 perikananan. Jika aku tidak salah, dari berbagai tempat ternak ikan diJawa Barat tempat papah dijadikan tempat penilitian, dimana pemerintah bekerja sama dengan ITB. Ini merupakan kesempatan emas, papah dapat mendapatkan pengalaman dan tentunya ilmu pengetahuan yang sangat berharga, dengan adanya teknologi yang mereka berikan. Mereka mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan bagaimana menjaga agar air kolam tetap bersih, bagaimana menghasilkan ikan yang sehat, induk yang baik, melakukan gilter terhadap air agar ketika hujan air tetap dalam keadaan yang baik dan masih banyak hal yang lainnya, semuanya diupayakan.

Papah juga merupakan sub agen pakan ikan. Dari hasil jerih payahnya, sebagai agen pakan ikan ia menaungi sejumlah para petani ikan, sub agen dan beberapa orang pedagang grosir yang tersebar di daerah Tasikmalaya, Ciamis, Bandung, Sukabumi, Bogor, Cianjur, Jakarta, Bekasi, Pandeglang dan lain-lain. Dengan bendera Perusahaan Dagang (PD) Jangari Perdana yang didirikan pada tahun 1995, papah melebarkan sayap usahanya ke jenis usaha pembenihan ikan (nila, lele, mas, patin) disebuah hatchery farm.

Atas keberhasilan usahanya, pada Hari Krida Nasional Propinsi Jawa Barat, papah terpilih sebagai petani ikan terbaik pada tahun 2002. Menyadari betapa banyaknya nikmat yang diberikan Allah SWT, papah tidak lupa berbagi dengan kaum dhuafa dalam bentuk ZIS ( Zakat, Infak dan Shodaqoh). Menurut papah berkah itu “kebaikan harus berbuah kebaikan”.

Nothing impossible, seorang lulusan D3 mempekerjakan ahli-ahli, membangun lahan perikanan yang luas dan diberbagai tempat, dan masih banyak hal yang lainnya. Bagiku ini merupakan hal yang sangat membanggakan, sangat menginspirasi dan sebuah pelajaran yang berharga. Dari seorang anak kuliahan yang hanya tinggal disebuah garasi kini dapat meraih mimpi-mimpinya.

Papahpun tidak hanya disibukan oleh urusan dunianya, dia tetap bersemangat dan bersungguh-sungguh mempelajari Al-quran, mempelajari bahasa arab, memberikan materi agama di mesjid, dikantor, dan selalu mengingatkan anak-anaknya. Beliau pernah berkata "kejarlah akhirat dan dunia akan mengikuti", ya semua harus seimbang.

Aku bukan menyombongkan papahku, tetapi dengan cerita beliau kita dapat menjadikan itu sebuah motivasi, dapat mengambil banyak pelajaran khususnya aku sebagai anaknya. Semoga kamu menyukainya.

love u papah.
My Partner in Crime, We can.: Tuesday, July 3, 2012

Tiba-tiba bbm itu masuk,
"Kenapa ya 'mereka' sekarang hidup bahagia, hidup langgeng, awet, sementara aku... aku kapan....."

Lalu hening.
Dia, tidak perlu disebut namanya. Sahabatku, mengirimkan bbm itu sore tadi. Ya sahabat saat suka, duka dan tentunya saat galau, hmmm galau. Kata yang bagiku sebenarnya dilarang keras untuk dikatakan.

Sekarang-sekarang ini kami dihadapkan pada masalah yang mirip, hampir sama. Berawal dari cerita yang bahagia namun berakhir dengan.........., tidak jelas. Kami merasakan hal yang sama, kami merindukan sesorang namun tentunya dengan orang yang berbeda namun sepertinya kami merindukan orang yang salah. Ya memang, orang yang salah. Mengharapkan kedatangan seseorang, mempertahankan seseorang yang enggan untuk berubah, mengharapkan seseorang yang sepertinya sudah acuh, seperti peduli namum sebenarnya tidak merupakan sebuah pengharapan yang kosong bukan? Kita harus sadar mereka bukan orang yang tepat, orang yang peduli, orang yang sungguh-sungguh mereka akan selalu berusaha memperbaiki semuanya. Mereka tahu bagaimana seharusnya bertindak dan berucap.

Jadi sahabatku, bagiku menggalaukan sesuatu yang tidak penting dan dengan orang yang salah merupakan tindakan yang haram hukumnya. Ya walaupun itu susah :') Lebih baik kita benahi diri kita, lebih baik kita kita dandani diri kita, bentuk kepribadian kita, karena wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, right? Masih banyak mimpi-mimpi yang harus kita raih. Masih banyak yang harus kita selesaikan, masa banyak tugas-tugas kita untuk membanggakan orang yang kita sayang. Ditahun ini kita sudah berumur 20tahun bukan? waktunya kita belajar untuk semakin dewasa. Aku belajar, kamu belajar dan kita saling memberitahu, dan mengingatkan.

Mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk mendapatkan 'seseorang' yang tepat. Kita juga tidak dapat memaksakan keadaan bukan. Semua yang terburu-buru juga hasilnya tidak akan memuaskan. Slow but sure. Guruku selalu berkata bahwa "every cloud has a silver lining" setiap kejadian pasti selalu ada hikmahnya, dan kita harus percaya itu. Seseorang yang tepat akan ada diwaktu yang tepat, dan semoga sesuai dengan apa yang kita harapkan, amin.

for my lovely bestfriend in the world, yang sedang melakukan dinas malam
Selamat malam. hug!
A Good Reason: Sunday, July 1, 2012

Saat dihadapkan dengan sebuah masalah, dihadapkan pada sebuah tugas besar, dihadapkan pada sebuah masalah besar. Sebuah masalah yang mungkin dapat mengecewakan seseorang, atau mungkin dihadapkan dalam sebuah keadaan dimana kita telah mengambil tindakan salah yang jika diketahui tindakan itu dapat mengecewakan harapan seseorang. Siapa dia yang muncul pertama kali didalam difikiranmu?

Bagiku, dia, dia yang muncul pertama kali dipikiranku. Papah, Mamah.
Ya, menjadi sebuah alasan yang umum, jawaban yang umum. Tentunya semua anak tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya. Ya kecuali anak versi malin kundang yang berani membangkang kepada orangtuanya.

Pernah kamu merasa kecewa, mengeluh, kesal pada mereka? atau mungkin terlintas kalimat "Coba saja mereka.... Andai aku punya orang tua layaknya.... Apa sih mau mereka?" ya memang aku pernah, tapi tidak akan pernah diucapkan lagi. Dan aku merasa bodoh, orang yang tidak tahu diri, orang yang tidak tahu berterimakasih. Tidak ada ekspresi yang dapat mewakilkan rasa bahagiaku, rasa syukurku karena memiliki mereka.

Apa yang jadi alasan kuat saat kamu merasa malas, saat kamu merasa tidak semangat belajar, saat kamu merasa ragu melakukan sebuah tindakan, saat kamu melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan? Bagiku mereka adalah alasan kuatku untuk tidak malas, untuk terus belajar, untuk tidak mengeluh, dan untuk tidak mengecewakan mereka.

Di Bandung, aku hidup dengan kedua kakak, satu adik, satu saudara dan bibi. Mamah papah mungkin seminggu sekali-dua kali mengunjungi kami dan bermalam dirumah. Apa yang dapat memotivasi ku untuk melakukan kegiatan2 positif di bandung walaupun dengan pengawasan ke dua orang tua dari jauh? dengan cara membandingkan 2 keadaan. Keadaan di rumah Bandung dan rumah Cianjur.
Di Cianjur, pukul set 4 papah sudah bangun, pergi ke mesjid pulang mengaji, pagi pergi ke kantor siang pulang sore sampai malam mengaji kembali, membaca. Atau jika hari rabu pagi papah memberikan materi di mesjid dan hari jumat memberi materi di Kantor. Papah rajin dalam mempelajari bahasa arab. Papah tekun dalam mendalami Al-Quran. Papah selalu menyimpan rapi catatan-catatan pengajiannya. Kamarku, mushola, kamar papah, kamar tamu penuh dengan buku-buku dan catatan papah.

Lalu apa yang seharusnya aku lakukan di Bandung? dengan semua keadaan yang aku ketahui apa yang telah papah lakukan seharian mencari nafkah, mencari ilmu, apakah masih harus untuk aku bersantai? bangun disiang hari, salat kesiangan, menyepelekan dalam membaca Al-Quran? Apakah aku mau tetap bertolak belakang?

Malu, itulah. Miris ketika papah terus-terusan mencari nafkah mencari ilmu disana namun anaknya tidur bermalas2an. Ya memang susah untuk membuang kata malas, tapi ketika mengingat semua yang telah mereka lakukan, bagiku mereka yang mendasari kuatnya motivasiku, karena mamah papah bagian terpenting dalam hidupku.


readers
copyright © ASTRID'S STORIES
"♫Fun. - We Are Young (feat. Janelle Monae)"
-