A Good Reason: Sunday, July 1, 2012

Saat dihadapkan dengan sebuah masalah, dihadapkan pada sebuah tugas besar, dihadapkan pada sebuah masalah besar. Sebuah masalah yang mungkin dapat mengecewakan seseorang, atau mungkin dihadapkan dalam sebuah keadaan dimana kita telah mengambil tindakan salah yang jika diketahui tindakan itu dapat mengecewakan harapan seseorang. Siapa dia yang muncul pertama kali didalam difikiranmu?

Bagiku, dia, dia yang muncul pertama kali dipikiranku. Papah, Mamah.
Ya, menjadi sebuah alasan yang umum, jawaban yang umum. Tentunya semua anak tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya. Ya kecuali anak versi malin kundang yang berani membangkang kepada orangtuanya.

Pernah kamu merasa kecewa, mengeluh, kesal pada mereka? atau mungkin terlintas kalimat "Coba saja mereka.... Andai aku punya orang tua layaknya.... Apa sih mau mereka?" ya memang aku pernah, tapi tidak akan pernah diucapkan lagi. Dan aku merasa bodoh, orang yang tidak tahu diri, orang yang tidak tahu berterimakasih. Tidak ada ekspresi yang dapat mewakilkan rasa bahagiaku, rasa syukurku karena memiliki mereka.

Apa yang jadi alasan kuat saat kamu merasa malas, saat kamu merasa tidak semangat belajar, saat kamu merasa ragu melakukan sebuah tindakan, saat kamu melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan? Bagiku mereka adalah alasan kuatku untuk tidak malas, untuk terus belajar, untuk tidak mengeluh, dan untuk tidak mengecewakan mereka.

Di Bandung, aku hidup dengan kedua kakak, satu adik, satu saudara dan bibi. Mamah papah mungkin seminggu sekali-dua kali mengunjungi kami dan bermalam dirumah. Apa yang dapat memotivasi ku untuk melakukan kegiatan2 positif di bandung walaupun dengan pengawasan ke dua orang tua dari jauh? dengan cara membandingkan 2 keadaan. Keadaan di rumah Bandung dan rumah Cianjur.
Di Cianjur, pukul set 4 papah sudah bangun, pergi ke mesjid pulang mengaji, pagi pergi ke kantor siang pulang sore sampai malam mengaji kembali, membaca. Atau jika hari rabu pagi papah memberikan materi di mesjid dan hari jumat memberi materi di Kantor. Papah rajin dalam mempelajari bahasa arab. Papah tekun dalam mendalami Al-Quran. Papah selalu menyimpan rapi catatan-catatan pengajiannya. Kamarku, mushola, kamar papah, kamar tamu penuh dengan buku-buku dan catatan papah.

Lalu apa yang seharusnya aku lakukan di Bandung? dengan semua keadaan yang aku ketahui apa yang telah papah lakukan seharian mencari nafkah, mencari ilmu, apakah masih harus untuk aku bersantai? bangun disiang hari, salat kesiangan, menyepelekan dalam membaca Al-Quran? Apakah aku mau tetap bertolak belakang?

Malu, itulah. Miris ketika papah terus-terusan mencari nafkah mencari ilmu disana namun anaknya tidur bermalas2an. Ya memang susah untuk membuang kata malas, tapi ketika mengingat semua yang telah mereka lakukan, bagiku mereka yang mendasari kuatnya motivasiku, karena mamah papah bagian terpenting dalam hidupku.


readers
copyright © ASTRID'S STORIES
"♫Fun. - We Are Young (feat. Janelle Monae)"
-